Dokterdia’s Blog

Just another WordPress.com weblog

Komedi Negeri Salah Urus

KOMEDI NEGERI SALAH URUS

Diauddin Badruddin

dokterdia@gmail.com

Dulu, ketika penulis masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan Madrasah Tsanawiyah di dada ini selalu terselip perasaan bangga terhadap Indonesia. Perasaan patriotisme rasanya selalu muncul ketika nama Indonesia disebut. Sebuah bangsa yang kata guru-guru waktu itu gemah ripah loh jinawi (walaupun penulis sampai sekarang tidak tahu artinya), bangsa yang ramah tamah, penuh toleransi terhadap sesama, suka bergotong royong saling membantu tanpa pamrih, bangsa yang dihormati oleh bangsa-bangsa lain didunia.

Perasaan yang mulai menghilang ketika memasuki masa-masa SMA dan puncaknya kemudian pada masa kuliah berubah menjadi perasaan kecewa, marah, kesal dan perasaan negatif lainnya. Bangsa yang dibangga-banggakan sejak kecil ternyata begitu rapuhnya, begitu miskinnya, sehingga tidak bisa menyejahterakan sebagian besar rakyatnya hanya karena salah urus !!!. Rasa bangga terhadap masyarakatnya pun mulai luntur, masyarakat yang dikatakan ramah dan penuh toleransi dengan semboyan bhineka tunggal ikanya ternyata punya sifat pendendam, ingin menang sendiri. Konflik horizontal maupun vertikal, memakan korban ribuan nyawa. Wanita dan anak-anak ikut menjadi korban kekejaman. Ambon, Poso, Sampit, Aceh, Papua dan tempat-tempat lainnya yang berskala lebih kecil namun tak kalah mengenaskannya seakan menjadi saksi bagaimana lunturnya keberadaban bangsa ini. Hanya gara-gara masalah tapal batas wilayah pemekaran saja semuanya bisa saling bunuh. Bangsa yang suka main hakim sendiri, tak segan-segan membunuh bahkan dengan cara sadis membakar orang yang dianggap bersalah, tak peduli sekecil apapun atau alasan dibalik kesalahan orang tersebut. Disisi lain para koruptor, pejabat negara yang notabene lebih menyengsarakan rakyat daripada maling kelas teri sering dipandang dan diperlakukan dengan hormat oleh masyarakat hanya karena ia kaya dan punya kuasa. Sungguh !!! ironi materialistis.

Mungkin bagi sebagian orang ini hanya sebagian kecil masyarakat kita, tapi bagi penulis waktu itu cukuplah untuk menghilangkan kebanggaan penulis terhadap bangsa ini.

Namun sekarang penulis sudah bisa mulai bisa manikmati kondisi bangsa kita, dagelan yang disajikan begitu lucunya, sehingga rasanya tidak mungkin tak tertawa minimal tersenyum melihat kondisi bangsa. Bagaimana tidak lucu, negeri yang katanya kaya minyak bahkan termasuk salah satu anggota negara-negara penghasil minyak dunia yang konon cukup disegani, tapi ketika harga minyak naik bukannya bergembira malah kelimpungan sampai-sampai harus mencabut subsidi sehingga menyengsarakan rakyat yang sudah begitu sengsaranya, sekali lagi hanya gara-gara salah urus !!!. Minyakpun bisa diselundupkan keluar negeri secara “resmi” oleh petugas “resmi” pertamina lewat pipa “resmi” pertamina selama bertahun-tahun, dan sangat lucunya lagi tidak ada yang tahu, baik itu satpol airud, TNI, maupun satpam atau pegawai pertamina lainnya (baca; atasan). Takjub sakali lagi sungguh menakjubkan.

Dagelan lucu yang lain lagi, bangsa Indonesia yang katanya bangsa beragama tapi ternyata mantan menteri Agamanya ditahan dan menjadi tersangka kasus korupsi Dana Abadi Umat yang nota bene amanah umat untuk keperluan suci. Sekali lagi aneh bin ajaib negara beragama ternyata punya menteri Agama sekali lagi Menteri Agama !!!! terindikasi korupsi. Belum lagi kalau kita bicara lembaga-lembaga yang mengurusi hukum dan peradilan tambah lucu lagi. Lembaga Mahkamah Agung pilar utama dan mungkin satu-satunya harapan penegakan keadilan di Indonesia ternyata disinyalir dan bahkan sudah diakui oleh para hakim yang katanya agung disana penuh dengan para calo peradilan. Menyedihkan sekaligus menggelikan. Kepolisian pun sama dari para bawahan sampai atasan, punya track record yang sama tidak baiknya. Belakangan ini bahkan beberpa perwira dan ada mantan kapolri yang diduga menerima suap dalam jumlah besar, kalau jumlah kecil penulis tak berani membayangkan. Kalau ini betul, sekali lagi lucu kalau kapolrinya saja sudah begitu, kepada siapa dan kemana lagi minta perlindungan dan pengayoman. Penulis bahkan punya semboyan di negara kita ini yang baik tinggal oknum saja lagi. Kalau tidak setuju ayo buktikan sebaliknya !!!.

Satu lagi berita miris yang menyatakan bahwa Indonesia kembali terpilih sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Dan lucu sekali lagi lucu koruptornya hampir tidak ada. Mana ada predikat tanpa subjek dan objek. Kalaupun ada tersangka, sebagian bebas, dihukum ringan atau tidak bisa ditindak lanjuti karena sakit, sebagian lagi melarikan diri ke luar negeri melewati polisi, jaksa, petugas imigrasi dan bahkan Interpolpun tidak bisa menangakap, malah mereka dengan mudahnya berwawancara ria di stasiun televisi nasional. Coba bagaimana tidak lucu.

Narkoba menjadi momok paling menakutkan bagi masa depan bangsa Indonesia. Saat ini narkoba menjadi barang yang sangat mudah didapat, dari kota sampai dipelosok desa, dari orang berduit sampai orang tak punya, dari kakek nenek sampai anak sekolah dasar, dari masyarakat biasa sampai anggota polisi maupun pejabat. Tapi ironis dan lagi-lagi lucu, polisi seakan-akan kesusahan untuk bisa menangkap dan membongkar jaringan narkoba. Sungguh tak masuk di logika penulis, barang banyak mudah didapat masa yang jual tidak terlihat.

Kalau mau dirinci masih banyak lagi cerita lucu tentang komedi sebuah negeri salah urus ini. Namun tidak ada maksud mencela apalagi menghina negeri kita tercinta ini tulisan ini dibuat. Tulisan ini lebih merupakan unek-unek di hati yang akan terus mengganggu apabila tidak diungkapkan. Tulisan ini juga merupakan tanda bahwa masih ada rasa cinta yang tersisa terhadap bangsa.

Sejak mahasiswa penulis punya semboyan, “bukan hanya dengan kata-kata tapi juga harus dengan aksi nyata untuk bisa ikut mengangkat beban bangsa”. Sayangnya negeri kita dipenuhi oleh orang-orang yang hanya bisa berkata-kata-kata (NATO : No Action Talk Only) yang malah sering memperkeruh keadaan, mudah-mudahan kita terutama penulis bukan termasuk golongan tersebut, minimal kita bisa berbuat kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran dilingkungan keluarga, tempat kerja dan lebih luas lagi dimasyarakat sekitar tempat kita berada.

Februari 2, 2009 - Posted by | Cinta Tanah Air | , ,

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar